Pendorong Utama Adanya Bisnis Baru dibidang Digital

Teknologi informasi merupakan driver munculnya berbagai tuntutan dan upaya untuk mengadakan perubahan, baik dalam struktur maupun proses organisasi seperti jasa social media marketing. Perkembangan teknologi informasi telah memicu globalisasi merupakan diantara perubahan lingkungan eksternal yang telah membawa dampak sangat signifikan dalam mengubah corak, gaya hidup dan perilaku masyarakat saat kini. Pembentukan pasar tunggal pada akhir tahun 2015, yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.

Perubahan tersebut semakin nyata dengan diberlakukannya MEA sebagai bentuk pasar bebas di lingkungan Asean serta nantinya di lingkungan Asia Pasifik pada tahun 2020. Dengan demikian dunia bisnis harus benar-benar siap untuk menghadapi perubahan-perubahan tersebut.

Sedemikian besar perubahan tadi sehingga diperlukan paradigma baru untuk dapat bersaing dalam lingkungan bisnis yang baru. Dalam kaitan ini penerapan teknologi informasi dalam bisnis diharapkan dapat memberikan kontribusinya secara nyata.

Tapscott dan Caston dalam “paradigma shift : the new promise of information tecnology” mengemukakan tujuh pendorong utama terbentuknya lingkungan bisnis baru tersebut, yaitu: (1).Productivity of knowledge and service workers, (2).Quality, (3). Responsiveness, (4). Globalization, (5).Outsourcing, (6).Partnering, (7).Social and environmental responsibility. Untuk berhasil dalam lingkungan bisnis yang baru tersebut Tapscott dan Caston menawarkan penggeseran paradigma ke arah : Work-group computing, The integrated enterprises dan The extended enterprise

Salah satu pertanyaan yang menarik adalah sejauh mana penerapan teknologi informasi dapat dijadikan sarana untuk memperoleh keunggulan dalam bersaing seperti jasa social media marketing. Khusus di Indonesia masih banyak belum diterapkannya teknologi informasi secara optimal sehingga membuka kesempatan bagi perusahaan untuk menggunakan sebagai alat untuk memperoleh keunggulan dalam bersaing.


Tinggalkan komentar